Fakta Unik Tentang Ulat Sagu Yang Harus Anda Tahu 0 7208

Pernahkah anda membayangkan ulat sebagai makanan untuk dikonsumsi sehari-hari. Bukan tak mungkin membayangkan hal ini akan mengganggu nafsu makan kita atau bahkan melenyapkan nafsu makan karena rasa jijik yang timbul.

Namun ternyata, tidak semua ulat harus dibayangkan sebagai sesuatu yang menjijikan. Salah satunya adalah ulat sagu yang nama latinnya Rhynchophorus ferruginenus

Ulat sagu adalah larva dari kumbang merah kelapa. Sebagai sumber protein ulat sagu bisa dijadikan bahan subsitusi pakan ternak atau juga lauk bergizi yang bebas kolesterol.

Kandungan protein ulat sagu sekitar 9,34%, sedangkan pakan berbahan utama ulat sagu sekitar 27,77%. Selain kandungan protein yang cukup tinggi, ulat sagu juga mengandung beberapa asam amino esensial, seperti asam aspartat (1,84%), asam glutamat (2,72%), tirosin (1,87%), lisin (1,97%), dan methionin (1,07%).

Ada pun beberapa fakta yang kami rangkum:

1. Ulat sagu dapat diperoleh dari alam, yaitu dari limbah panen pohon masak tebang, kurang lebih 2 meter pada bagian atas batang hingga pucuk.

2. Panen ulat sagu secara alami dilakukan dengan mencari limbah pucuk atau batang sagu yang telah berumur 40 hari setelah ditebang.

3. Kandungan gizi dan vitamin ulat sagu cukup bagus, berkadar protein sekitar 17 persen dan bebas kolesterol serta mengandung 20 % lemak.

4. Dalam 100 gram ulat sagu mentah kandungan gizinya mengandung protein sekitar 9,34%.
Bentuk ulat sagu seperti belatung yang dengan panjang bisa mencapai 7 cm.

5. Ulat sagu juga mengandung beberapa asam amino esensial seperti asam glutamat yang mencapai kadar 3%.

6. Ulat sagu mengandung 5 asam amino esensialseperti asam aspartat, asam glutamat, tirosin, lisin, dan methionin.

7. Kebun sagu yang baik bisa menghasilkan hingga 11 ton ulat sagu pertahun.

 

Spread the news
Previous ArticleNext Article

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Pelitup muka bukan sisa domestik 0 15104

Pelitup muka bukan sisa domestik

CABARAN pandemik COVID-19 belum tamat. Sehingga kini, lebih 51 juta penduduk dunia dijangkiti virus dengan lebih 1.27 juta kematian.

Bagi membendung penularan, kita sentiasa diingatkan kepentingan mematuhi prosedur operasi standard (SOP). Ini termasuk mengamalkan penjarakan fizikal, kerap membasuh tangan, mengelak tempat sesak dan memakai pelitup muka.

Sememangnya SOP perlu dibudayakan sehingga menjadi kebiasaan baharu. Bagaimanapun, amalan pemakaian pelitup muka menjadi perhatian dan kebimbangan aktivis alam sekitar serta penyelidik.

Sebelum ini, pemakaian pelitup muka terutama daripada jenis surgikal hanya diamalkan petugas kesihatan di hospital dan klinik. Ia SOP biasa bagi mengelak jangkitan dengan pesakit dirawat. – Berita Harian

Spread the news

Besarnya ‘sang bedal’ 😱😱😱 0 8378

Besarnya ‘sang bedal’ 😱😱😱

Limbang: Sepasukan anggota dari Balai Bomba dan Penyelamat (BBP) Limbang memindahkan buaya seberat 800 kilogram sepanjang lima meter yang ditangkap di parit di Taman Perumahan St Edmund Limbang, di sini, semalam, ke kawasan selamat pagi hari ini.

BBP Limbang dalam kenyataannya berkata, sekitar 11 malam, reptilia itu ditemukan tersesat di dalam parit di kawasan perumahan itu menyebabkan kegelisahan penduduk di situ.

Justeru, katanya, sepasukan bomba dikerah ke lokasi membantu bagi menangkap serta mengikat buaya berkenaan di parit berdekatan kawasan perumahan berkenaan.

“Hari ini, bomba dengan bantuan Sarawak Forestry Corporation (SFC) ke lokasi menjalankan khidmat khas pada 8.25 pagi untuk memindahkan buaya itu.

“Pasukan bomba dengan bantuan tujuh anggota SFC mengambil masa hampir satu jam mengangkat buaya tembaga itu ke darat dengan menggunakanΒ forklift,” katanya, hari ini.

Menurut kenyataan itu lagi, buaya diletakkan dalam kenderaan khas kemudiannya diserahkan kepada SFC untuk dihantar ke lokasi penyimpanan SFC di Kubong. – Harian Metro

Spread the news